PELAKSANAAN MAGANG 3
A. PENGANTAR
Puji
syukur atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan magang III yang dilaksanakan di SMK
Muhammadiyah Gamping. Adapun magang III ini bertujuan untuk
mengetahui pengembangan kurikulum di SMK Muhammadiyah Gamping, bagaimana
merancang sebuah RPP dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Kami sadar bahwa apa
yang telah kami peroleh tidak semata-mata dari jerih payah kami sendiri
tetapi hasil dari ketertiban semua pihak. Oleh karena itu kami berterima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
- Bapak Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sarjanawiyat Tamansiswa Yogyakarta
- Bapak Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
- Ibu Rosidah Aliim Hidayat, S.Pd., M.Pd., selaku Koordinator Magang III
- Ibu Anggri Sekar Sari S.Pd. T , M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Magang.
- Dra. Sudaryati, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Sewon.
- Terimakasih kasih atas semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan doa serta dukungannya yang berhubungan dengan magang ini
Sehubung dengan hal
tersebut, kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Anggri Sekar Sari S.Pd. T, M.Pd. yang
telah membimbing kami dalam melaksanakan magang ini dan juga kepada
semua pihak yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan magang III
ini. Terutama dalam kesediaan Bapak/Ibu guru di SMK N 1 SEWON yang telah bersedia memberikan waktunya untuk
membimbing kami.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam kegiatan magang III yang kami laksanakan masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kebermanfaatan blog ini.
B. LATAR BELAKANG
Kegiatan magang
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah dilaksanakan setiap tahun
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu proses belajar mahasiswa.
Hal ini ditempuh untuk lebih mendekatkan peserta ajar (mahasiswa) dengan dunia
pendidikan yang sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Kegiatan magang
mahasiswa merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh. Dengan kata
lain bahwa kegiatan magang ini sangat penting untuk mengimplementasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di kampus dalam dunia pendidikan. Di samping itu
kegiatan magang ini juga dapat menambah wawasan mahasiswa dalam berpola pikir
dan bertindak serta memecahkan masalah di lingkup pendidikan.
Program Magang III
merupakan salah satu mata kuliah kependidikan yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa S1 FKIP UST untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Magang III dilaksanakan
di sekolah guna memberikan pengalaman, wawasan pedagogik, dan professional bagi
mahasiswa calon guru.
Menurut UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2 mengatakan
bahwa pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mtu pendidikan; dan
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Era globalisasi
telah menyebabkan keterbukaan mengenai kompetisi dalam hal kualitas mutu
pendidikan. Hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas dari setiap individu.
Dengan demikian, lembaga pendidikan dituntut untuk melakukan inovasi dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Hal tersebut tidak lepas dari
peran tenaga pendidikan dalam proses pembelajaran, sehingga potensi peserta
didik dapat berkembang secara optimal. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
(UST) Yogyakarta sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang secara professional
melaksanakan tugas sebagai pencetak tenaga pendidik di lingkungan pendidikan
selalu berupaya meningkatkan calon-calon guru agar menjadi tenaga pendidik yang
profesional sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Maka
diadakan kegiatan magang III yang merupakan kegiatan kurikuler yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori
yang diperoleh dalam semester-semester sebelumnya. Pada magang III ini selain
melaksanakan pembelajaran terbimbing hal lain yang dilaksanakan oleh mahasiswa
adalah melakukan observasi kondisi kelas dan observasi pembelajaran dan
pengelolaan kelas. Dengan adanya magang
ini diharapkan mahasiswa sebagai calon guru mempunyai bekal dan kesiapan yang
memadai pada saat menjadi guru nantinya.
C. KEGIATAN MAGANG III
1. Koordinasi
a. Koordinasi dengan dosen pembimbing magang III yang mencakup:
1) Pelaksanaan magang III FKIP UST
2) Jadwal dan operasional magang III FKIP UST
3) Tata tertib magang III FKIP UST
b. Koordinasi dengan kepala sekolah yang mencakup:
1) Pelaksanaan magang III FKIP UST
2) Jadwal dan operasional magang III FKIP UST
3) Tata tertib magang III FKIP UST
2. Pembekalan Mahasiswa
Pembekalan magang III kepada mahasiswa mencakup:
a. Kebijakan pendidikan depdiknas baik pusat maupun daerah
b. Pelaksanaan magang III FKIP UST
c. Jadwal pelaksanaan magang III FKIP UST
d. Tata tertib magang III FKIP UST
3. Pelaksanaan Kegiatan di Sekolah
Kegiatan magang III meliputi observasi di sekolah dan pembelajaran terbimbing.
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang:
1) Proses pembelajaran di sekolah
2) Pengembangan perangkat pembelajaran
3) Pengembangan silabus
4) Pengembangan RPP
b. Melaksanakan proses pembelajaran terbimbing
secara terbimbing mahasiswa melakukan pembelajaran di kelas minimal empat (4) kali.
4. Penyusunan Laporan Magang III
Penyusunan laporan magang III dibuat secara kelompok
yang merupakan kumpulan laporan individu. Laporan dibuat minimal rangkap dua,
satu laporan untuk sekolah mitra/lab dan satu untuk kantor pengelola program
magang III FKIP UST.
D. HASIL MAGANG III
Observasi di dalam kelas
dilakukan agar mahasiswa dapat melaksanakan Magang III dengan lancar. Observasi di dalam kelas
memperoleh hasil sebagai berikut.
a.
Kondisi
Fisik Kelas
Kelas memenuhi aspek-aspek yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran sehingga kelas layak dan memenuhi kriteria untuk digunakan
saat proses pembelajaran. Adanya ventilasi dan jendela yang mengatur sirkulasi udara dan pencahayaan dengan baik, ruang
kelas yang besar memberikan kebebasan bagi siswa untuk bergerak leluasa, tidak
saling berdesakkan dan saling mengganggu. Ruang kelas yang bersih sehingga
nyaman digunakan untuk proses belajar mengajar.
b.
Potensi
Siswa
Siswa mampu menerima materi yang disampaikan oleh
guru dengan baik, terlihat pada saat siswa aktif bertanya kepada guru dan
menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru. Sehingga siswa dapat bersaing
secara akademik dengan teman sekelas, tetapi ada juga yang tidak memperhatikan
sama sekali sehingga ketika diberi pertanyaan oleh guru, siswa tidak dapat menjawab.
Siswa mematuhi aturan ketika berada di dalam kelas misalnya, memakai seragam dengan rapi, tidak memakai jaket dan atribut
lainnya selain seragam sekolah (topi, headset,
dll).
c.
Potensi
Guru
Guru mampu mengkondisikan
kelas dengan sangat baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung,
misalnya apabila ada siswa yang tidak memperhatikan atau mengerjakan tugas tidak akan diberi nilai.
Kemudian guru mampu menarik perhatian siswa agar mau memperhatikan materi yang
disampaikan, misalnya dengan menayangkan cuplikan video dan menampilkan gambar
– gambar yang juga
sesuai dengan konteks pembelajaran.
d.
Fasilitas
KBM dan Media
Di setiap ruang kelas memiliki LCD Proyektor,
papan tulis, meja, kursi, kipas angin, dan lampu.
e.
Pojok
Baca
Terdapat pojok baca di setiap ruang kelas. Pojok baca merupakan tempat untuk menuangkan kreatifitas siswa dan sebagai media informasi di
dalam kelas. Oleh karena itu, siswa dapat menuangkan kreatifitasnya dalam bentuk tulisan atau gambar dan minimnya
informasi yang dapat
dibaca dan dilihat di dalam kelas.
f.
Struktur
Organisasi Kelas
Setiap kelas telah disusun struktur organisasi kelas meliputi ketua, wakil
ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota, tetapi tidak dibuat kemudian
ditempel di dalam kelas karena sistem kelas yang tidak selalu menetap (moving class), sehingga tidak memungkinkan untuk membuat
struktur organisasi secara tertulis.
2.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap siswa,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pada observasi yang sudah dilaksanakan
terdapat 7 (tujuh) aspek yang telah diamati, yaitu sebagai berikut.
a.
Kesiapan Mengajar dan Perangkat Pembelajarannya
Kesiapan
guru di SMK Negeri 1 Sewon dalam mengajar sudah siap dengan adanya metode
pembelajaran dan penguasaan materi yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran di
kelas guru menggunakan buku paket, RPP dan mengacu pada silabus. Guru selalu menyiapkan segala
keperluan yang akan digunakannya sebelum mengajar seperti materi, presensi,
alat tulis, buku, dan media lainnya yang membantu. Media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu
dengan menggunakan LCD proyektor, papan
tulis.
b.
Kemampuan Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Guru
mampu mengoperasikan teknologi seperti
menggunakan laptop, dan menggunakan
LCD untuk
mendukung proses pembelajaran menggunakan.
c.
Mengenali Keunggulan
dan Kelemahan Siswa
Guru
di SMK Negeri 1 Sewon mengenali pribadi masing-masing siswa, berdasarkan
kesehariannya di kelas, lingkungan sekolah atau dari prestasi akademiknya.
Selain itu, guru
dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan siswa saat guru melakukan evaluasi
terhadap materi yang sebelumnya sudah disampaikan. Guru sangat mengenali
keunggulan dan kelemahan siswa. Hal itu terlihat dari catatan-catatan khusus
guru terhadap semua siswa.
d.
Penguasaan Materi,
Pendekatan, Strategi, Metode, dan Media Pembelajaran
Guru di SMK Negeri
1 Sewon mampu menguasai materi dengan baik.
Gaya mengajar yang santai dan mampu membuat siswa paham menunjukkan sikap guru
yang sangat menguasai materi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Suasana
kelas yang kondusif, semua siswa yang terlibat, dan sikap siswa yang aktif
ketika proses belajar mengajar berlangsung menunjukkan penguasaan terhadap
pendekatan, strategi, dan metode yang digunakan guru. Metode yang digunakan salah satu guru
dalam pembelajaran yaitu diskusi dan ceramah dengan menggunakan
pendekatan saintifik. Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Media pembelajaran yang digunakan guru
yaitu lembar kerja, buku cetak, modul dan lembar penilaian, dan LCD proyektor.
e.
Kemampuan Mengevaluasi
Hasil Pembelajaran
Kemampuan mengevaluasi hasil
pembelajaran ditunjukkan salah satu guru ketika mengenali kendala
pemahaman siswa terhadap materi dan memberikan penilaian berdasarkan kemampuan
siswa dalam mengerjakan tugas. Salah satu guru di SMK Negeri 1 Sewon mengevaluasi
pembelajaran dengan instrumen penilaian tertulis yaitu berupa butir-butir soal,
penyusunan laporan atau makalah dan hasil praktikum sesuai materi pembelajaran
yang telah disampaikan.
f.
Kemampuan Mengelola
Kelas
Kemampuan mengelola kelas ditunjukkan
dari sikap guru yang dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif, aman, dan
nyaman pada saat proses belajar mengajar. Ketika di dalam kelas, guru
menghadapi beranekaragam perilaku siswa, seperti adanya keributan di dalam
kelas, ataupun siswa yang aktif berbicara agar mendapat perhatian, guru
melakukan pendekatan dan memberikan nasihat terhadap siswa-siswa tersebut.
g.
Kemampuan Menyampaikan
Materi Pembelajaran
Guru di SMK Negeri 1 Sewon sangat menguasai materi
pembelajaran yang disampaikan dan mampu menyampaikan materi dengan baik. Penyampaian materi
berdasarkan implementasi RPP yang sudah dibuat guru sebelumnya.
3.
Kompetensi
Profesional
Profesi berasal
dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar
dan pekerjaan. Kata profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran, dan sebagainya). Jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam
melaksanakan tugasnya memerlukan /menuntut keahlian, menggunakan teknik ilmiah,
serta dedikasi yang tinggi.
Profesionalisme
guru adalah guru yang memiliki kompetensi professional. Kompetensi professional
yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam. Ada beberapa hal yang termasuk dalam syarat-syarat profesi
yaitu standar untuk kerja, lembaga pendidikan khusus, akademik yang bertanggung
jawab, organisasi profesi, etika dan kode etik profesi, sistem imbalan, dan
pengakuan masyarakat.
Kompetensi
profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Guru harus memahami struktur,
konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar. Memahami hubungan
konsep antara mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga harus menguasai
langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan
materi bidang studi.
4.
Kompetensi Kepribadian Guru
Kepribadian adalah
keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Pada observasi yang sudah dilaksanakan terdapat 10
(sepuluh) aspek yang telah diamati, yaitu sebagai berikut.
a.
Penampilan
Penampilan guru
saat mengajar sudah baik dan sopan. Sesuai dengan penampilan guru umumnya.
Kadang pakai baju seragam guru yang disediakan dari sekolah. Dan terkadang juga
memakai baju batik panjang. Tergantung penentuan jadwalnya.
b.
Kepercayaan Diri
Dalam mengajar
guru mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Karena sebelumnya sudah disiapkan
apa yang harus disampaikan di dalam kelas. Guru harus menanamkan sikap percaya
diri pada dirinya agar mampu membangun kepercayaan siswa di kelas.
c.
Keselarasan Kata dan Tindakan
Keselarasan kata
dan tindakan guru cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara guru
bertindak sesuai dengan kata-katanya, tidak dibuat-buat dan mampu tampil apa
adanya.
d.
Kewibawaan
Guru mempunyai
kewibawaan yang cukup baik. Karena dapat mengambil tindakan yang tegas pada
saat yang tepat. Guru juga selalu memberi perintah berbuat baik dan melarang
berbuat jelek. Contohnya guru selalu memberi perintah kepada siswa supaya rajin
belajar.
e.
Kearifan
Cara guru
mengajar dengan rasa penuh kasih sayang dan sabar merupakan contoh kearifan.
Guru juga tidak pernah melakukan kekerasan terhadap siswa.
f.
Tanggung Jawab, Disiplin, Cermat, dan Semangat dalam Mengerjakan Tugas
Guru dalam
mengajar selalu tanggung jawab, disiplin, cermat dan semangat dalam mengerjakan
tugas. Baik disiplin dalam masuk kelas maupun keluar kelas. Setelah bel
berbunyi guru sudah mulai masuk kelas. Kemudian juga bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas. Buktinya pada saat guru ada halangan masuk kelas, guru
menyediakan soal untuk siswa yang nantinya disuruh mengumpulkan.
g.
Memiliki Sikap Ramah dan Empati pada Lingkungan
Keramahan guru
kepada semua warga sekolah. Contohnya bila bertemu dengan guru lain menyapa dan
memberi senyuman. Begitu juga bila bertemu dengan siswa.
h.
Menjadi Teladan/Contoh bagi Sesama Guru, Karyawan, maupun Siswa
Guru mampu menjadi
teladan/contoh bagi sesama guru, karyawan, maupun siswa. Karena Guru dalam
mengajar memakai busana rapi dan sopan, berbicara dengan santun, kesabaran, dan
tepat waktu dalam segala hal diantaranya adalah masuk dan keluar kelas.
i.
Pengendalian Diri dalam Berbagai Situasi dan Kondisi
Pada saat
mengajar guru mempunyai pengendalian diri yang cukup baik. Dalam situasi dan
kondisi apapun. Contohnya ada siswa yang gaduh saat diterangkan materi,
berbicara dengan teman sebangku dan tidak mau mendengarkan apa yang disampaikan
guru. Namun guru dalam menghadapi siswa tersebut tidak dengan kekerasan.
j.
Adil dalam Memperlakukan Siswa
Guru dapat
memperlakukan siswa dengan adil. Tidak memandang latar belakang dan asal usul
siswa. Semuanya diberlakukan dengan cara yang sama tanpa membeda-bedakan antara
yang satu dengan yang lain. Tetapi kadang guru lebih suka berinteraksi dengan
salah satu siswa yang dapat mematuhi perintah guru.
5.
Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah. Pada observasi yang sudah dilaksanakan terdapat 6 (enam) aspek yang telah
diamati, yaitu sebagai berikut.
a.
Kemampuan Berkomunikasi baik Lisan maupun Tertulis
Kemampuan dan kecakapan guru dalam berkomunikasi dapat
di lihat ketika berinteraksi pada saat pelaksanaan proses pembelajaran,
misalnya didalam kelas tetap menggunakan bahasa formal atau bahasa indonesia
namun jika siswa ada yang tidak memahami maka penggunaan bahasa jawa juga
digunakan. Guru memberikan penjelasan
secara lisan namun pada saat siswa tidak memahami penjelasan secara lisan maka
guru juga menggunakan penjelasan tertulis di papan tulis. Gaya dan
intonasi suara yang digunakan saat berkomunikasi juga disesuaikan dengan
keadaan di kelas.
b.
Pemahaman dan Penyesuaian Diri dengan Kondisi Siswa
Pemahaman
dan penyesuaian diri terhadap kondisi siswa ditunjukkan guru dengan mengetahui kondisi siswa serta pemahaman materi yang
dimiliki siswa. Guru juga mengenali keunggulan dan kelemahan siswa serta
karakteristik maupun kesulitan yang dihadapai siswa. Dalam membantu siswa, guru
memahami kondisi siswa sehingga guru dapat menentukan strategi apa yang ia
gunakan agar apa yang di ajarkan bisa diterima siswa.
c.
Kerja Sama dengan Pejabat Sekolah, Sesama Guru, Siswa, dan Karyawan.
Guru
memperlihatkan sikap saling menghormati kepada penjabat sekolah, karyawan
maupun antar guru terlihat sangat baik saat di lingkungan sekolah. Guru ikut serta dalam
mengatasi permasalahan di sekolah, berusaha mencari jalan keluar untuk
menyelesaikan permasalahan di sekolah, antara lain mengenai siswa, peraturan
sekolah, dan sistem pembelajaran. Seperti ketika
siswa membolos guru akan melaporkan ke wali kelas ataupun guru bimbingan
konseling, agar siswa tersebut mendapat sanksi. Ikut serta dalam kegiatan sekolah, seperti sholat
dzuhur dan sholat duha bersama.
d.
Kemampuan Menghargai Pendapat dan Hak-Hak Orang Lain termasuk Siswa.
Salah satu yang teramati dari sikap
guru menghargai pendapat dan hak-hak siswa adalah ketika pembelajaran guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan berpendapat mengenai materi
pelajaran yang belum dipahami. Guru juga menerima setiap pendapat dari siswa
dengan tidak membedakan siswa bahkan
guru tak segan meminta maaf saat salah dalam menyampaikan materi.
e.
Kemampuan Memotivasi Siswa dan Teman Sejawat
Guru di SMK Negeri 1 Sewon saat masuk kelas tidak hanya sekedar
mengajar dan menyampaikan materi pembelajaran saja, namun saat pembelajaran
guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar semangat belajar dan juga
mengingatkan untuk selalu berbuat baik kepada teman-teman baik didalam maupun
diluar kelas. Guru juga nampak berhubungan baik saat berinteraksi dengan sesama
guru sehingga terlihat semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial didalam
lingkungan sekolah.
f.
Toleransi terhadap Keragaman Siswa
Guru dalam hal toleransi terhadap
keragaman siswa ditunjukan dengan sikapnya yang selalu berusaha sabar pada saat
penyampaian materi meskipun susasana kelas tidak kondusif. Guru menyikapi
tindakan siswa dengan menghargainya antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain. Guru selalu berusaha dalam penyampaian atau menegur siswa dengan
kata-kata yang santun agar siswa tidak tersinggung.
Sebelum melaksanakan praktik mengajar,
mahasiswa diwajibkan menyusun program pengajaran dibawah bimbingan guru
pembimbing. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan praktik mengajar minimal empat
kali (empat kali tatap muka) kecuali guru pembimbing mempunyai pertimbangan
lain. Kegiatan mengajar yang dilaksanakan mahasiswa meliputi:
Sebelum melaksanakan Magang III, mahasiswa
terlebih dahulu mempersiapkan fisik maupun mental untuk dapat membayangkan
tentang kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang akan timbul pada saat
pelaksanaan Magang III. Persiapan tersebut merupakan bekal mahasiswa yang
nantinya akan terjun ke sekolah. Adapun persiapan yang dilakukan mahasiswa
meliputi:
a.
Observasi
Sekolah
Observasi sekolah merupakan kegiatan pengamatan
terhadap berbagai karakteristik komponen pendidikan. Hal yang diamati meliputi
lingkungan fisik sekolah, perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, perilaku
sisiwa, dll. Observasi sekolah dilaksanakan pada minggu awal Magang III
yaitu pada tanggal 10 – 16 September 2018.
b.
Persiapan
Mengajar
Sebelum melaksanakan praktik mengajar di kelas,
terlebih dahulu mahasiswa membuat persiapan mengajar dengan materi yang telah
ditentukan oleh guru pembimbing.
1)
Persiapan
sebelum mengajar
Sebelum praktik mengajar, mahasiswa Magang III
mempersiapkan administrasi berupa materi, RPP, dan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
a)
Pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran, yang berisi tentang rencana pembelajaran
untuk setiap kali pertemuan.
b)
Pembuatan
media pembelajaran, sebelum pembelajaran berlangsung mahasiswa membuat media
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan agar siswa lebih mudah dalam menyerap pelajaran.
c)
Menyiapkan
soal untuk evaluasi pembelajaran.
d)
Diskusi
dengan sesama mahasiswa Magang III, saling bertukar pengalaman, saran, dan
solusi.
e)
Diskusi
dan konsultasi dengan guru pembimbing.
2)
Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilaksanakan sebelum paktik mengajar di
kelas. Penyusunan RPP merujuk pada silabus dalam menentukan materi pelajaran
yang akan diajarkan, kemudian dikonsultasikan dengan guru pembimbing.
a.
Praktik
Mengajar
Praktik mengajar merupakan kegiatan utama yang
harus dilaksanakan oleh mahasiswa Magang III. Dalam kegiatan ini, mahasiswa
melaksanakan praktik mengajar terbimbing di dalam kelas yang didampingi oleh
guru pembimbing masing-masing secara langsung dan
dituntut untuk menjadi seorang guru yang baik dan profesional. Kegiatan praktik
mengajar ini dilaksanakan mulai dari tanggal 10 September 2018 sampai dengan tanggal 7 November 2018. Dalam
setiap minggunya, kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran jasa boga
dilaksanakan minimal satu kali tatap muka yaitu selama 2 jam pelajaran atau selama 90 menit. Adapun proses pembelajaran yang dilakukan
meliputi:
1)
Membuka
pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran meliputi:
· Mengondisikan siswa dalam kelas.
· Membuka dengan salam dan berdoa.
· Menanyakan keadaan siswa.
· Mempresensi siswa.
· Memberikan motivasi kepada siswa agar
siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
· Menanyakan materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
· Menyampaikan kompetensi atau topik yang
akan disampaikan pada pertemuan tersebut.
2)
Penyajian
materi
Dalam
menyampaikan materi, mahasiswa menggunakan beberapa media dan metode
pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan meliputi:
· LCD proyektor, Papan tulis, spidol, dan
penghapus
· Buku teks
Metode pembelajaran yang digunakan meliputi:
· Ceramah
· Tanya jawab
· Demonstrasi
· Diskusi
3)
Evaluasi
Setelah proses pembelajaran, evaluasi dilakukan
untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh
pengajar dan kompetensi dalam mata pelajaran bidang Jasa Boga sudah tercapai atau belum, dengan memberikan
instrumen-instrumen sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
4)
Menutup
pelajaran
Sebelum menutup pelajaran, pengajar menyampaikan
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan dan menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dengan doa dan diakhiri
dengan salam.